7D.. Kelas kebangganku karena kelas itulah yang telah menorehkan satu peristiwa yang takkan mungkin dapat kulupakan.Waktu itu hari Senin,saatnya aku kembali ke sekolah dan memulai lagi aktivitasku. Aku kira hari itu akan menjadi hari yang membosankan , namun siapa yang akan menyangka bahwa seisi kelas akan diguncangkan dengan kehadiran siswi baru pindahan dari Jakarta yang bernama Cinta itu.Wajahnya putih bersih,rambutnya hitam dan lurus,dan sikapnya begitu sopan dan ramah kepada setiap orang.Kupandangi seluruh kelas,kulihat teman-temanku banyak yang berdecak kagum memandangi wajahnya.Setelah ia mengenalkan dirinya di depan kelas,guru segera menyuruhnya untuk duduk.Waktu itu,ada 5 bangku yang kosong dan salah satu bangku kosong ada di sebelahku.Hatiku berdegup menantinya memilih bangku yang mana yang akan ia duduki.Ah,sungguh sial aku hari itu,ternyata dia lebih memilih duduk di sebelah temanku yang lain.Saat aku memandanginya dengan kesal karena dia tidak duduk di dekatku,dia tersenyum dan tiba-tiba dia berdiri dari tempat duduknya itu dan langsung pindah menuju bangku kosong yang ada di sebelahku.Awalnya kami tidak saling menyapa karena kami masih malu untuk bercakap-cakap,namun seiring waktu,kami mulai dengan senyuman kecil yang berkembang menjadi canda tawa dan berpuncak pada percakapan yang hangat yang membuat kami menjadi semakin akrab dari hari ke hari.Tanpa aku sadari dan pahami,kurasakan getaran-getaran cinta di sini (sambil pegang dada).Setelah aku berpikir-pikir cukup lama,kuputuskan untuk menyatakan perasaanku ini padanya.Aku sudah tidak sanggup lagi membendung perasaan cintaku yang semakin hari semakin besar ini.
“Hai,Cinta.”
“Oh,hai juga,Dimas!Wah,kamu dateng ke sekolah gasik juga ya?”
“Mmm,ii…ii..ii..iya.”
“Lho?! Kamu kenapa sih?!:
“Emm,jj...ja..jadi gini…sebenarnya selama ini aku menyimpan rasa cinta padamu.Apakah kamu mau untuk …”
“Maaf,Dimas.Belum lama ini,aku telah dikhianati kekasihku.Aku perlu waktu untuk menenangkan diri untuk menghilangkan traumaku ini.”
Akupun hanya berdiri tertegun dan mengangguk dengan sedikit senyuman.
Semenjak peristiwa itu,hubunganku dengan Cinta menjadi agak renggang.Yang semula selalu bercanda bersama kini kami tak pernah berbicara dan saling acuh satu sama lain. Hatiku sangat hancur dan akupun menjadi malas belajar.Namun,ada perbedaan yang signifikan di dalam diri Cinta.Kini,dia selalu tampak murung dan dia juga sering marah-marah terhadap temannya.Ya ampun,mengapa Cinta bisa berbuat demikian? Apakah karena kejadian waktu itu? Karena perasaan bersalahku kian menjadi-jadi,aku mempunyai ide untuk membuat Cinta menjadi Cinta yang dulu.Pada saat permulaan, dia masih cuek padaku namun lama kelamaan,dia bisa menerimaku kembali sebagai sahabatnya dan itupun diiringi pula dengan kembalinya sifat-sifat Cinta yang dulu.
Suatu sore,aku mengajak Cinta untuk makan bersama di sebuah cafe yang letaknya tak jauh daru rumah Cinta.Selama kami makan bersama,aku mengutarakan maksud dari undangan makan malam itu.Aku hanya ingin meminta maaf padanya karena telah menyinggung perasaanya.Diapun bisa memahami aku.Saat hari sudah agak malam,kami memutuskan untuk pulang.Aku menawarkan diri untuk mengantar Cinta sampai ke rumahnya.Namun sayangnya,dia menolak dan mau gimana lagi,akhirnya kami berpisah di persimpangan jalan di dekat rumahnya.Sepanjang perjalananku pulang,perasaan-perasaan buruk tentang Cinta selalu membayangiku.Dalam hatiku,”Daripada aku gelisah terus-terusan tanpa alasan,lebih baik aku segera menyusulnya untuk memastikan keadaanya.Ternyata benar perasaanku,dua orang preman mencegatnya dan berusaha untuk merayunya.Tanganku sudah sangat gatal dan tak sabar untuk segera memukul pipi preman itu hingga babak belur.Segera kulindungi Cinta di belakangku,dan segera kulawan mereka.Segala pukulan mereka tak ada yang berhasil mengenai aku.Saat aku hampir mengalahkan mereka,salah satu dari mereka membawa sebuah pisau dan menghujamkan pisau itu di perutku.Akupun segera roboh karena tak tahan menahan sakit ini.Cinta berteriak meminta pertolongan hingga membuat orang-orang berkerumunan di antara kami dan segera membawa aku ke rumah sakit.
3 minggu telah aku habiskan di ruang gawat darurat.Saat aku bangun,Cinta telah berada di sampingku sambil menangis gembira.Akhirnya Cinta mengerti juga betapa besarnya cintaku padanya.Tak tahu kenapa,tiba-tiba,terbesit di pikiranku untuk menyatakan perasaanku ini untuk kedu kalinya dan Cinta menjawab.
“Iya,aku juga mencintaimu.Aku sungguh-sungguh mencintaimu”
Semenjak hari itu,kami menjadi dekat seperti dahulu,lebih dekat bahkan dan kami bersama sampai akhir..
Monday, June 15, 2009
Cinta ku Bersama Nani dan Nina
Namaku Andrew.Aku punya seorang pacar namanya Nani.Di mataku,dia begitu indah.Tak ada yang mampu menyaingi kecantikannya.Senyumannya bak mentari di pagi hari,menyejukkan hati bagi siapa saja yang memandangnya.
Suatu sore,aku pergi ke rumahnya.Kemarin dia mengajakku untuk makan bersama di sebuah restoran.Jam menunjukkan pukul enam.Huff,hampir saja terlambat.Segera kuketuk pintu rumahnya.Tak lama kemudian,dia membukakan pintu.Spontan saja,aku segera mencium keningnya dan mengucapkan selamat malam kepadanya.
“Ah,kak Andrew.Aku ini Nina.Kak Nani masih di kamarnya.Mmm,tadi ciumannya romantis banget.Aku mau dong jadi pacarnya Kak Andrew.Mau ya?! Kalo ngga,aku bilangin ma Kak Nani nih.”
Oh ya,hampir lupa.Nani punya adik kembar namanya Nina.Mereka sulit sekali untuk dibedakan dan aku termasuk salah satu orang yang sulit membedakan mereka. Oke,sekarang balik ke masalah yang tadi… Mati aku,apa yang harus aku lakuin sekarang.Kalo aku bilang ngga,dia pasti bakal bilang sama Nani,trus Nani bakal marah terus mutusin aku,tapi kalo aku bilang iya,brarti aku udah menduakan Nani,cinta matiku.
“Kak Andrew,kok bengong ?! Gimana ?! Mau ngga ?! Kalo ngga mau ya gapapa,tapi … “
“Iya-iya.Kakak mau,tapi kamu jangan bilang-bilang ma Kak Nani soal kejadian tadi ya ?!”
“Oke,Kak.Beres.Ya udah,aku panggilin kak Nani dulu ya.”
Fiuhh.. , selama aku makan bersaman Nani,kata-kata Nina terngiang-ngiang di pikiranku sehingga membuatku sering melamun.
“Andrew ? Kamu kenapa sih ? Kok diem aja dari tadi ?”
Akupun masih terdiam dan tidak menanggapi panggilannya.
“Andrew. Andrew.”
“Eh,iya Nina,ada apa?”
“Kok Nina ? Aku Nani. Kamu lagi mikirin adikku ya?”
Alisnya mulai saling mendekat,wajahnya tampak merah padam dan nada bicaranya mulai tinggi.Aduh,pake acara keceplosan lagi.Duh,gimana nih.Setelah aku panjang bicara dengannya,akhirnya dia tidak menghiraukan masalah yang tadi.
Yang namanya bohong,pasti akhirnya bakal ketahuan juga.Hari itu hari Minggu,Nina mengajakku berkencan di kebun di dekat rumahnya.Aku ngga nyaman jalan-jalan dengannya.Saat aku mulai agak jauh darinya,dia langsung menarik tanganku dan merangkulku.Rasanya kaya napi yang dipegangi terus ma polisi.Belum lama kami jalan-jalan,dia mengeluh kecapekan,akhirnya kami duduk di sebuah bangku di tengah kebun. Tiba-tiba,Nani datang menghampiri kami.Wajahnya merah padam,tampaknya kali ini mau meledak.Tanpa berkata apa-apa,dia segera meninggalkan kami.Aku segera mengejarnya untuk menjelaskan padanya,tapi siapa sangka,ketika dia sedang berlari di tengah jalan,ada sebuah truk yang menabraknya dari arah belakang.Tubuhnya terkapar berlumuran darah di tengah jalan.Kubawa Nani ke rumah sakit yang letaknya tak jauh dari kebun itu dan Nani segera dibawa ke ruang UGD untuk mendapatkan pertolongan pertama.Namun,jika Tuhan telah berkehendak,terjadilah.Dokter menyatakan bahawa Nani sudah tak bisa diselamatkan lagi.Sesal,kecewa,putus asa,segala rasa bercampur menjadi satu.
Berselang sekitar satu bulan,Nina ngambek padaku.Memang,seharian aku tidak berbicara dengannya.Aku masih merasa bersalah karena hubunganku dengan Nina membuat Nani meninggalkanku.Kuputuskan untuk meninggalkannya.Tak kusangka bahwa ia akan mengejarku dari belakang dan siapa sangka lagi,kulihat kejadian naas itu.Sebuah truk datang dari belakang dan menabraknya sehingga membuat tubuhnya terkapar dan berlumuran darah layaknya Nani dulu.
Segera mobil ambulans membawanya ke rumah sakit dan langsung menuju ruang gawat darurat.Ya Tuhan,apakah kali ini kau akan mengambil Nina dari tanganku juga.Jam terasa lambat sekali berputar,sudah berjam-jam aku menunggu untuk mengetahui bagaimana keadaan Nina.5 menit kemudian,dokter keluar dari ruang gawat darurat dan segera menemui aku.
“Saudara Andrew,nyawa pacar anda masih bisa terselamatkan.”
Hufft.. Lega sekali perasaan itu.
“Tapi..”
“Tapi kenapa,Dok?”
“Tapi dia harus mampu melewati malam ini,baru dia bisa sembuh besok pagi atau dengan kata lain malam ini adalah masa kritis baginya.”
Semalaman aku menungguinya,kupegang tangannya yang terasa sangat dingin dan kaku. Kupandangi bibirnya yang dulu selalu menebarkan senyuman,kini berubah menjadi pucat.Tak henti-henti aku berdoa demi kesembuhan Nina sepanjang malam itu.
Hari sudah pagi,ayam jantan sudah mulai berkokok dan mentari mulai menampakkan dirinya dari awan yang menutupinya.Saat itu pula,aku telah bangun dari tidurku yang tak lelap semalam.Kuperhatikan matanya.Tiba-tiba,matanya mulai membuka sedikit demi sedikit dan tanpa kusadari air mataku telah bercucuran.
“Kak Andrew.. “
“Nina,kamu sudah sembuh?”
Dia tersenyum dan berkata
,“Kak,tadi aku sedang bermimpi dalam tidurku yang panjang.Di dalam mimpiku,aku bertemu dengan Kak Nani.”
“Wah,sebuah mimpi yang indah tentunya.Lalu,apa yang kalian lakukan bersama kak Nani?”
“Kami duduk di tengah kebun dan Kak Nani bilang bahwa dia menitipkan Kak Andrew kepadaku.”
Beberapa hari kemudian,Nina sudah sembuh benar dan bisa keluar dari rumah sakit. Semenjak hari itu,aku berusaha untuk mencintai Nani demi kebahagiaan Nina disana.
Suatu sore,aku pergi ke rumahnya.Kemarin dia mengajakku untuk makan bersama di sebuah restoran.Jam menunjukkan pukul enam.Huff,hampir saja terlambat.Segera kuketuk pintu rumahnya.Tak lama kemudian,dia membukakan pintu.Spontan saja,aku segera mencium keningnya dan mengucapkan selamat malam kepadanya.
“Ah,kak Andrew.Aku ini Nina.Kak Nani masih di kamarnya.Mmm,tadi ciumannya romantis banget.Aku mau dong jadi pacarnya Kak Andrew.Mau ya?! Kalo ngga,aku bilangin ma Kak Nani nih.”
Oh ya,hampir lupa.Nani punya adik kembar namanya Nina.Mereka sulit sekali untuk dibedakan dan aku termasuk salah satu orang yang sulit membedakan mereka. Oke,sekarang balik ke masalah yang tadi… Mati aku,apa yang harus aku lakuin sekarang.Kalo aku bilang ngga,dia pasti bakal bilang sama Nani,trus Nani bakal marah terus mutusin aku,tapi kalo aku bilang iya,brarti aku udah menduakan Nani,cinta matiku.
“Kak Andrew,kok bengong ?! Gimana ?! Mau ngga ?! Kalo ngga mau ya gapapa,tapi … “
“Iya-iya.Kakak mau,tapi kamu jangan bilang-bilang ma Kak Nani soal kejadian tadi ya ?!”
“Oke,Kak.Beres.Ya udah,aku panggilin kak Nani dulu ya.”
Fiuhh.. , selama aku makan bersaman Nani,kata-kata Nina terngiang-ngiang di pikiranku sehingga membuatku sering melamun.
“Andrew ? Kamu kenapa sih ? Kok diem aja dari tadi ?”
Akupun masih terdiam dan tidak menanggapi panggilannya.
“Andrew. Andrew.”
“Eh,iya Nina,ada apa?”
“Kok Nina ? Aku Nani. Kamu lagi mikirin adikku ya?”
Alisnya mulai saling mendekat,wajahnya tampak merah padam dan nada bicaranya mulai tinggi.Aduh,pake acara keceplosan lagi.Duh,gimana nih.Setelah aku panjang bicara dengannya,akhirnya dia tidak menghiraukan masalah yang tadi.
Yang namanya bohong,pasti akhirnya bakal ketahuan juga.Hari itu hari Minggu,Nina mengajakku berkencan di kebun di dekat rumahnya.Aku ngga nyaman jalan-jalan dengannya.Saat aku mulai agak jauh darinya,dia langsung menarik tanganku dan merangkulku.Rasanya kaya napi yang dipegangi terus ma polisi.Belum lama kami jalan-jalan,dia mengeluh kecapekan,akhirnya kami duduk di sebuah bangku di tengah kebun. Tiba-tiba,Nani datang menghampiri kami.Wajahnya merah padam,tampaknya kali ini mau meledak.Tanpa berkata apa-apa,dia segera meninggalkan kami.Aku segera mengejarnya untuk menjelaskan padanya,tapi siapa sangka,ketika dia sedang berlari di tengah jalan,ada sebuah truk yang menabraknya dari arah belakang.Tubuhnya terkapar berlumuran darah di tengah jalan.Kubawa Nani ke rumah sakit yang letaknya tak jauh dari kebun itu dan Nani segera dibawa ke ruang UGD untuk mendapatkan pertolongan pertama.Namun,jika Tuhan telah berkehendak,terjadilah.Dokter menyatakan bahawa Nani sudah tak bisa diselamatkan lagi.Sesal,kecewa,putus asa,segala rasa bercampur menjadi satu.
Berselang sekitar satu bulan,Nina ngambek padaku.Memang,seharian aku tidak berbicara dengannya.Aku masih merasa bersalah karena hubunganku dengan Nina membuat Nani meninggalkanku.Kuputuskan untuk meninggalkannya.Tak kusangka bahwa ia akan mengejarku dari belakang dan siapa sangka lagi,kulihat kejadian naas itu.Sebuah truk datang dari belakang dan menabraknya sehingga membuat tubuhnya terkapar dan berlumuran darah layaknya Nani dulu.
Segera mobil ambulans membawanya ke rumah sakit dan langsung menuju ruang gawat darurat.Ya Tuhan,apakah kali ini kau akan mengambil Nina dari tanganku juga.Jam terasa lambat sekali berputar,sudah berjam-jam aku menunggu untuk mengetahui bagaimana keadaan Nina.5 menit kemudian,dokter keluar dari ruang gawat darurat dan segera menemui aku.
“Saudara Andrew,nyawa pacar anda masih bisa terselamatkan.”
Hufft.. Lega sekali perasaan itu.
“Tapi..”
“Tapi kenapa,Dok?”
“Tapi dia harus mampu melewati malam ini,baru dia bisa sembuh besok pagi atau dengan kata lain malam ini adalah masa kritis baginya.”
Semalaman aku menungguinya,kupegang tangannya yang terasa sangat dingin dan kaku. Kupandangi bibirnya yang dulu selalu menebarkan senyuman,kini berubah menjadi pucat.Tak henti-henti aku berdoa demi kesembuhan Nina sepanjang malam itu.
Hari sudah pagi,ayam jantan sudah mulai berkokok dan mentari mulai menampakkan dirinya dari awan yang menutupinya.Saat itu pula,aku telah bangun dari tidurku yang tak lelap semalam.Kuperhatikan matanya.Tiba-tiba,matanya mulai membuka sedikit demi sedikit dan tanpa kusadari air mataku telah bercucuran.
“Kak Andrew.. “
“Nina,kamu sudah sembuh?”
Dia tersenyum dan berkata
,“Kak,tadi aku sedang bermimpi dalam tidurku yang panjang.Di dalam mimpiku,aku bertemu dengan Kak Nani.”
“Wah,sebuah mimpi yang indah tentunya.Lalu,apa yang kalian lakukan bersama kak Nani?”
“Kami duduk di tengah kebun dan Kak Nani bilang bahwa dia menitipkan Kak Andrew kepadaku.”
Beberapa hari kemudian,Nina sudah sembuh benar dan bisa keluar dari rumah sakit. Semenjak hari itu,aku berusaha untuk mencintai Nani demi kebahagiaan Nina disana.
Subscribe to:
Comments (Atom)